Geography. Keiese is mainly spoken in the Kei archipelago in Maluku Tenggara (The Southeast Moluccas), belonging to the province of Maluku, Indonesia.It has a population of around 140.000 people (source unknown), half of which lives in the only two cities, Tual and Langgur: respectively the Islamic and Christian capitals of the archipelago. Both cities belong to the Kei Kecil district.
masyarakat kepulauan Kei Maluku Tenggara, yang tidak tergantung pada . cerita Larvul Ngabal adalah suatu genre sastra rakyat yang dianggap sakral oleh orang Kei dan diyakini benar-benar
Cerita rakyat ini memiliki nilai moral, toleran - si, sejarah, kepahlawanan, sosial, budaya, dan nilai-nilai positif lainnya yang bersumber dari kearifan lokal masyarakat Indone - sia. Cerita rakyat ini berjudul "Nen Te Idar." Cerita rakyat ini populer pada masyarakat Maluku terutama yang bermukim di Kepulauan Kei. Isi cerita mengenai etika
Air Terjun Hoko berada di Kei Besar Utara Timur, Maluku Tenggara. Debitnya tak terlalu deras, namun memiliki air jernih dan segar yang jatuh dari batu berbentuk cembung menyerupai corong. Di bawahnya terdapat kolam alami berwarna biru muda. Tumbuhan hijau segar menghiasi tebing di kedua sisinya, sehingga nuansa asri masih benar-benar terjaga. 1 AntologiCeritArAkyAtkepulAuAnkeiAntologiCeritArAkyAtkepulAuAnkei1 SALAMBOUS DAN TUJUH BIDADARI Maria Fatima Warajaan, S.Pd. D ahulu kala, di sebuah desa kecil di tengah hutan, hiduplah seorang anak laki-laki bersama ibunya. Nama anak itu Salambous. Anak dan ibu itu hidup dalam kemiskinan. Cerita tentang padi, menurut tradisi lisan orang Kei, yang memuat motif mitologi tentang asal-usul pohon dan tanaman, terdapat dalam Mythological Motives Origin of Trees and Plants A 2600-2899, ditulis oleh Tim Penelitian dan Pencatatan Kebudayaan Daerah Maluku. Kisah yang dimaksud terjadi di suatu ohoi.